Selasa, 01 Juli 2014

Matematika Alam



SalamMatemasiswa!

Alhamdulillah, ketemu lagi nih ama mimin. Gimana nih kabar kalian? Sehat? Oyaa, puasanya udah ada yang batal gak? Hahahahahahahaaaa…… *oopss, gak boleh terbahak-bahak* :D
Baidewei, jangan lupa follow @matemasiswa dan ajak temen-temennya join juga yaaaa… Kita belajar bareng disitu. Silakan cek favorites, disitu ada buuaanyak soal-soal yang menantang lhoo…
Oyaa satu lagi, mimin ada surprise nih.
Hmmm, jadi ceritanya, setelah ditolak dan dianggap jelek oleh beberapa Penerbit, akhirnya naskah mimin diterima di salah satu Penerbit di Bandung. Alhamdulillah, mimin bersyukur banget. Do’ain yaa, semoga proses penerbitan buku perdana mimin berjalan lancar. Ntar kalian beli yaaa… Bukunya lain daripada yang lain. Pokoknya unik deh… Kumpulin aja duit dari sekarang...



Hmmm, bicara tentang buku, salah satu buku menarik yang pernah mimin temui adalah “Matematika Alam Semesta” karya Arifin Muftie. Sebuah buku keren yang membahas tentang kodetifikasi bilangan prima di dalam Al Qur’an. Beberapa waktu lalu mimin pernah nge-twit tentang Bilangan Prima kan? Inget gak? Yang udah follow, pasti tau deh.
Oyaa, kalian tahu gak bilangan prima? Semasa sekolah dulu, kita mendapat penjelasan bahwa Bilangan Prima adalah bilangan yang tidak bisa dibagi dengan bilangan apapun kecuali dengan bilangan satu dan bilangan itu sendiri, atau bilangan yang hanya memiliki dua faktor. Nah, yang termasuk bilangan prima adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19… dan seterusnya. Sisa dari bilangan prima tersebut dinamakan Bilangan Komposit. Bisa disebutkan contohnya?

Banyak dari pakar matematika yang setuju bahwa bilangan prima merupakan salah satu misteri alam semesta, karena hingga saat ini pun, bilangan prima banyak dimanfaatkan sebagai sistem kodetifikasi (pengkodean, penyandian) berbagai hal yang penting dan rahasia. Di alam semesta, banyak yang menduga bahwa bilangan prima menjadi bahasa universal yang dapat dipahami oleh makhluk dengan kecerdasan tinggi dan seringkali digunakan sebagai alat komunikasi antarmereka. Bahkan, ada pula ilmuwan yang menyakini bahwa adanya hubungan erat antara bilangan prima dengan desain kosmos (alam semesta). Sampai disini, mimin cuman bisa bilang WOWWWW… Subhanallah...

Berdasarkan kajian mutakhir atas Al Qur’an, ditemukan bahwa Allah SWT menjaga dan memelihara Al Qur’an antara lain dengan sistem kodetifikasi berbasis bilangan prima. Nah lhoo, lagi-lagi bilangan prima.
Dengan memanfaatkan temuan sains, buku karya Arifin Muftie tersebut mengajak kita untuk menangkap isyarat-isyarat Al Qur’an yang tersembunyi dalam kodetifikasi bilangan prima.
Contohnya nih, sholat bisa di-”kode”-kan sebagai bilangan prima 5 (waktu) dan 17 (jumlah rakaatnya). Lalu, perjalanan malam nabi Muhammad SAW (Isra’ Mi’raj), ditempatkan pada surat dengan nomor 17, yakni surat Bani Isra’il atau Al Isra’. Selanjutnya, bilangan 7 dikodekan untuk “lapisan langit (hyper space) dan bumi”… Lalu, istilah tempat tertinggi” atau Al A’raf ditempatkan pada surat ke-7. Keren banget kan? Subhanallah... Wallahu’alam…
Nah, tanpa disadari, bilangan yang disebutkan sebelumnya (5, 7, dan 17) termasuk ke dalam Bilangan Prima kan?. Itupun masih dalam hal (peristiwa) ISRA’ MI’RAJ dan SHOLAT. Bagaimana dengan contoh lainnya?

Nah, yang lebih mencengangkan lagi adalah tentang alam semesta. Pada mulanya, Tuhan memperkenalkan dirinya dengan kata “Rabbika”. Barulah pada surat Al Ikhlas (wahyu ke-19), diperkenalkan kata “Allah”... Wahyu pertama adalah 5 ayat pertama dari surat Al ‘Alaq, yang terdiri dari 19 kata dan 76 (19 x 4) huruf. Ditutup dengan wahyu terakhir yaitu surat An Nasr yang terdiri dari 19 kata juga, dan dengan ayat pertama terdiri dari 19 huruf juga. Lalu, coba deh perhatikan kalimat Basmalah, yang juga terdiri dari 19 huruf… Begitu pula Al Qur’an yang terdiri dari 30 juz (merupakan bilangan komposit (kebalikan prima) yang ke-19), 114 surat (atau 19 x 6) dan 6236 ayat (6 + 2 + 3 + 6 = 17). Semuanya bilangan prima. Luar biasa..!
Subhanallah…

Dari sini kita belajar, benar bahwa Al Qur’an merupakan sumber dari segala ilmu pengetahuan. Kita pun semakin tersadar, bahwa Al Qur’an memang benar-benar sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat manusia. Terbukti, semenjak diturunkannya dari dulu sampai era modern dan serba canggih saat ini, Al Qur’an masih tetap relevan dalam semua aspek kehidupan (tak terkecuali ilmu pengetahuan) tanpa berubah sedikitpun. Bahkan dengan hitungan yang sangat teliti, rasanya mustahil jika Al Qur’an dibuat oleh manusia. Yaa, Al Qur’an jelas bukan buatan manusia. Orang lain yang menganggap remeh Al Qur’an pun jelas-jelas tidak mampu membuat hal yang serupa meski satu ayat atau satu huruf sekalipun. Al Qur’an murni berasal dari Allah SWT. Tidak ada yang kebetulan, semuanya memang telah direncanakan demikian. Sungguh Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Q.S Al Qamar : 49)
“… dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya” (Q.S Ar Ra’d : 8)

Itu aja yang bisa mimin kasitau, semoga keimanan dan ketaqwaan kita semakin bertambah dengan mengetahui kebesaran Allah SWT. Semoga di bulan suci Ramadhan ini, kita bisa banyak mengambil hikmah. Amiin o:)
Ditunggu yaaa postingan-postingan mimin selanjutnya……
#SalamCinta  #SalamDamai  #SalamBerbagi


SalamMatemasiswa,
Mimin kece

Tidak ada komentar:

Posting Komentar