Salam Matemasiswa!
Ketemu lagi nih ama mimin. Gimana kabar pacar kalian?.
Yang jomblo pasti males ngejawab nih.... Sebelum baca nih blog sederhana,
jangan lupa follow @matemasiswa yaaaak...
Btw, udah lama mimin gak posting nih. Mohon maaf,
mimin lagi sibuk menghadapi Ujian (Tes Masuk) studi lanjutan. Do’ain mimin
berhasil yaaaak… *Amiiin*
Braaaay, ternyata dalam kehidupan sehari-hari kita tanpa disadari
hampir semua orang selalu belajar matematika, tidak hanya di sekolah tetapi
semua lapisan masyarakat menerapkan ilmu-ilmu matematika, baik itu buruh
bangunan, pedagang di pasar, ibu rumah tangga, pekerja atau karyawan-karyawan,
bahkan anak-anak yang belum sekolah sekalipun menerapkan yang namanya
matematika. Gak percaya?
Hampir semua kegiatan sehari-hari di masyarakat selalu berkaitan
dengan ilmu matematika. Ayoook kita telusuri lebih dalam mengenai penggunaan
ilmu matematika dalam kehidupan kita!
1. Penggunaan Baris & Deret
Misalnya untuk pelajaran barisan dan deret, selalu (tiap hari)
hampir semua penjual atau pedagang di pasar menyusun barang dagangan mereka
memakai aturan barisan dan deret matematika. Contoh nih pedagang buah.
Misal buah apel, tanpa sengaja (disadari) si pedagang buah
menerapkan pola barisan. Pertama, apelnya disusun 6 buah, kemudian diatasnya 5
buah, berikutnya lagi 4 buah, berikutnya 3 buah, berikutnya 2 buah dan terakhr
satu buah. Ini adalah contoh kecil penggunaan barisan dan deret matematika.
Tetapi si pedagang tersebut tidak menyadarinya, kalo mereka ini sedang
menerapkan pelajaran matematika ”barisan dan deret matematika”.
Begitu pula ketika di stadion, bioskop, atau gedung-gedung
pertemuan. Ada yang menyusun kursi / bangku penonton menggunakan aturan "barisan
dan deret matematika”. Misalnya saja di baris pertama ada 3 kursi,
baris kedua ada 5 kursi, baris ketiga ada 7 kursi, dan seterusnya bertambah 2
kursi untuk baris selanjutnya.
Hmmmm, kira-kira ada contoh lain gak? Hayoooo di-share ke
mimin dong...
2. Penggunaan Aritmetika Sosial
Di sisi lain, ketika para pedagang ini pulang dari pasar dan
nyampe di rumah, mereka menghitung hasil penjualan untuk hari itu, apakah ia untung atau rugi,
kembali modal atau tidak. Lagi lagi para pedagang ini menerapkan ilmu
matematika yaitu “Aritmetika sosial” hanya saja cara
hitung mereka lain dari yang dipelajari oleh anak-anak yang duduk di bangku
sekolah. Karena kebanyakan mereka ini (mohon maaf) barangkali ada yang tidak
sekolah, yang pentig mereka tau modalnya sekian rupiah lakunya sekian rupiah sisa
dari modalnya itu mereka anggap untungnya. Tetapi kalau ditanyakan berapa
persen untung ruginya, sebagian pedagang mungkin akan tahu, & sebagian
lainnya (mungkin) tidak tau karena para pedagang ini tidak secara langsung
belajar disekolah..
Atau si Amin yang disuruh orangtuanya membeli permen di kios
meskipun anak ini belum sekolah atau belum mempelajari amtematika, tetapi anak
ini sudah tau bahwa permen harga sekian rupiah, dikasi uang sekian rupiah
kembalinya sekian rupiah.
3. Penerapan Bangun Datar
Dalam kehidupan sehari- hari di masyarakat banyak dijumpai yang
berkaitan dengan pelajaran bangun-bangun datar
Sebagai contoh, ada anak- anak sedang bermain
layangan, rangka layang layang anak-anak ini berbentuk bangun datar yang
biasa dipelajari di sekolah. Tetapi anak-anak ini tidak sadar kalau mereka
sedang menerapkan ilmu matematika, atau sedang membuat sebuah alat praga yang
biasa digunakan oleh bapak ibu guru di sekolah pada saat
mengajar matematika, atau pembuatan papan nama pada sebuah perkantoran
atau instansi / perusahaan lain. Mereka ini juga tanpa menyadari sedang membuat
bangun bangun datar dalam pembelajaran matematika.
Ada juga para tukang bangunan yang sedang membangun rumah, ia
memasang tegel rumah yang dibangunnya. Tanpa disadari, tegel itu kan bentuknya
persegi (umumnya) atau persegi panjang, ia pun telah belajar mengenai bangun
datar. Begitu pula cara memasang (ngepasin supaya tegel satu dengan yang
lainnya bener2 berkaitan dan kokoh), si tukang ini tentu bisa melakukan
pengukuran-pengukuran..
4.Bangun Ruang
Bangun-bangun ruang banyak sekali dijumpai dalam kehidupan kita,
hanya banyak diantara kita (masyarakat) tidak menyadarinya. Kita ambil contoh,
seorang buruh bangunan sedang membuat bak mandi dengan panjang 3 meter, lebar 2
meter dan tinggi 1 meter. Buruh bangunan tersebut sedang menyelesaikan
pekerjaannya dan juga sedang belajar matematika, hanya buruh tersebut tidak
menghitung volume (isi) bak tersebut. Masih banyak pekerjaan sehari-hari yang
masih berhubungan dengan kegiatan pembelajaran matematika.
5. Statistika & Peluang
Dalam materi pelajaran “statistik dan peluang” pun, banyak sekali
penggunaannya dalam kehidupan. Misalnya nih anak-anak yang sedang bermain
monopoli, ular tangga, atau permainan lainnya yang menggunakan dadu. Anak-anak
ini sebenarnya sedang menerapkan “statistik & peluang” matematika , yakni
menentukan peluang munculnya mata dadu.
Ada lagi contoh misalnya saja seorang guru yang sedang mengabsen
siswanya, atau membuat daftar nilai dalam bentuk tabel, mendata siswa, dan lain
sebagainya.....
Dari beberapa contoh di atas, mimin berkesimpulan bahwa: “
matematika merupakan ilmu yang pasti, dan tidak jauh dari apa yang kita
kerjakan dalam kehidupan manusia. Begitu pun sebaliknya kehidupan manusia tidak
akan lepas dari matematika”…
Belajar Hidup = Belajar Matematika!
SalamMatemasiswa,
Mimin kece
Tidak ada komentar:
Posting Komentar